Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan
keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu
Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State
Detectors.
1) Flat Panel Detectors (FPDs)FPDs adalah jenis detektor yang
dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan
menjadi dua, yaitua. Amorphous SiliconAmorphous Silicon (a-Si) tergolong
teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya.
Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor
(yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X
menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si
dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital.
Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh
Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer
untuk ditampilkan. Detektor a-Si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di
industri digital imaging saat ini. Amorphous Selenium (a-Se)Amorphous
Selenium (a-Se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi
energi sinar-X menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda
bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari
penyinaran sinar X mealui lapisan selenium. Foton-foton sinar-X mengalir
melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang electron. Lubang-lubang
elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias.
Pola (lubang-lubang) yang terbentuk pada lapisan selenium dibaca oleh
rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra.
2) High Density Line Scan Solid State device Tipe
penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State
device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang
dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) tatu Fosfor Cesium Bromida
(CsBr).Detektor fosofor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai
(scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan
yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled
Devices (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan
dan dikirim menuju work stasion milik radiolog.
Analog to Digital Converter Komponen ini berfungsi untuk
merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat
diinterpretasikan oleh komputer. KomputerKomponen ini berfungsi untuk mengolah
data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya
dengan output device atau work station.
Output Device Sebuah sistem digital radiografi memiliki
monitor untuk menampilkan gambar. Melalui monitor ini, radiografer dapat
menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station
radiolog. Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila
ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiograf). Media yang digunakan untuk
mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses
kimiawi untuk mengasilkan gambar.
Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk
digital kepada radiolog di ruang baca melaui jaringan work station. Dengan cara
ini, dimungkinkan pembacaan foto melaui teleradiology.
Prinsip Kerja Prinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.
Digital
Radiography Kelebihan yang dimiliki digital radiography antara lain:
a. Cepat dan efisien karena tidak membutuhkan kamar gelap untuk pencetakan gambar.
b. Hasil lebih akurat.
c. Sistem sinar-X
(pesawat) dapat tetap digunakan dengan dilakukan modifikasi.
d. Tidak membutuhkan
ahli komputer karena perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur image mudah
digunakan.
e. Angka penolakan
film / Reject Film dapat ditekan.
f. Dapat digunakan untuk radiografi mobile X-Ray unit dengan detektor digital (flat digital).
Kekurangan digital
radiography antara lain :
a. Dibutuhkan dana
yang besar untuk mengganti fasilitas radiografi konvensional menjadi
digital.
b. Kesalahan faktor
eksposi yang terlalu parah tidak dapat diperbaiki.
c. Walaupun diklaim
dapat mengurangi dosis yang diterima pasien, digital radiografi justru lebih
sering meningkatkan dosis pasien, karena - Over eksposure tidak akan
terdeteksi (dapat dikurangi dengan mudah dalam proses komputer). Sehingga
radiografer cenderung menambah faktor eksposi.
d. Pengulangan
pemeriksaan (sebelum dicetak) tidak akan menambah jumlah film yang digunakan,
sehingga menurunkan tingkat kehati-hatian radiografer.